- J-GazaWidget
- Font Size : A A A
- Kirim ke teman
- Print this page
- Gbookmarks
- 3 komentar
Pada tahun 1980-an, kota Surabaya khususnya kecamatan Wonocolo merupakan kota yang kering akan arti islam, banyak masyarakat yang tidak faham tentang esensi dan tata cara ibadah, hukum islam dan akhlak, selain itu musholla-musholla pun sepi dari jama’ah, banyak dari peristiwa itulah menjadikan seorang pemuda dari Sumatera tersentak hatinya untuk menghidupkan syari’ah-syari’ah islam. Beliau adalah Drs.KH.Moch. Imam Chambali yang merupakan imam para da’i di Bumi Wonocolo Surabaya. Drs.KH.Imam Chambali lahir pada tahun1960 tepatnya di desa Sumber Mulyo kecamatan Buay Madang kabupaten Oku Sumatera Selatan.
Lingkungan kota yang jauh dari hiruk-pikuk suasana keislaman membantu menumbuhkan semangat syi’ar Drs.KH.Moch. Imam Hambali. Sehingga dalam usia yang masih muda beliau berhasil membawa beberapa masyarakat ke cahaya iman.
Gairah keislaman seorang ulama’ yang kondang dengan Kyai Cangkruan ini sudah sudah tumbuh semenjak kecil. Beliau sangat rajin beribadah dan senang mengunjungi para ulama untuk berdiskusi tentang masalah agama dan problematika umat. Sehingga tidak aneh para ulama dan gurunya sangat mencintai beliau dan menaruh harapan yang besar terhadap Drs.KH.Moch.Imam Chambali. Kegundahan beliau terhadap lalainya masyarakat menyebabkan Drs.KH. Imam Chambali simpatik untuk mengarahkan mereka memperdalam agama islam.
Pada tahun 1983 pada saat berusia 33 tahun. beliau mendirikan Jama’ah RT/RW. Warga yang ikut serta membantu syi’ar di jama’ah ini sementara ada Ustadz Amin, Ustadz Aziz, H. Surawi, dan H. Nasir. sekarang dakwah yang dirintisnya sudah masuk ke berbagai negara. Kelebihan Drs.KH. Imam Chambali bukan pada kemampuannya ta’liful kutub (mengarang buku), tetapi pada ta’liful qulub (menyatukan hati) dan ta’lifur rijal (mencetak generasi muslim). Tidak aneh jika pengikutnya hampir ada di seluruh penjuru nusantara. Penamaan Jama’ah RT/RW juga tidak lain dari keinginan beliau untuk menyatukan umat Islam dan mengembalikannya mereka dalam kejayaan Islam. Namun setelah beberapa tahun kemudian dengan bertambahnya jama’ah yang begitu banyak,dan tempat tidak mencukupi lagi akhirnya berdasarkan kesepakatan beberapa pengurus jama’ah mengambil keputusan dengan bijaksana yaitu dengan mendidrikan Pondok Pesantren yang dinamai Al-Jihad.
Berkata Ibu Hj. Siti Rahmania, ibu angkat Drs.KH.Moch Imam Chambali ”Kehadirannya cukup mengejutkan kecamatan wonocolo. Semua terkejut oleh dakwah, tarbiyah, jihad dan kekuatannya yang unik. Allah telah mengumpulkan pada beliau berbagai kemampuan yang kadang-kadang tampak kontradiktif di mata psikolog, sejarawan, dan kritikus, yaitu pemikiran yang brilian, pemahaman yang cemerlang, wawasan yang luas, perasaan yang kuat, hati yang penuh berkah, semangat yang membara, lisan yang fasih, Tanpa menyiksa diri dalam kehidupan pribadinya. Cita-cita dan kepedulian yang tinggi dalam menyebarkan da’wah islamiyah.”(by: Efi)
3 komentar:
permisi mau tanya, kalo khusus putri ada nggak ya tempat untuk "mondok" disana? hehee aq serius...
Kalau mau ngundang ceramahnya mbah yai hambali pripun caranya?
Boleh minta nomer yang bisa dihubungi?
Posting Komentar